Selasa, 01 Januari 2013

House Of Quality

House of Quality (HOQ) merupakan tahap pertama dalam penerapan metodologi QFD. Secara garis besar matriks ini adalah upaya untuk mengkonversi voice of costumer secara langsung terhadap Karakteristik teknis atau spesifikasi teknis dari sebuah produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Perusahaan akan berusaha mencapai karakteristik teknis yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan, dengan sebelumnya melakukan benchmarking terhadap produk pesaing.

GAMBAR HOQ


Penjelasan tentang masing–masing matriks :

1. Bagian  Customer Requirements
Berisi data atau informasi terstruktur mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen berdasarkan hasil riset pemasaran. Data tersebut diungkapkan dalam bahasa konsumen dan bersifat kualitatif. 

2. Bagian Prioritized
Untuk mengetahui posisi relatif produk terhadap produk pesaing. Bagian ini berisi tiga tipe informasi:
  • Data pasar kuantitatif, yaitu yang mengindikasikan tingkat kepentingan dan kepuasan relative dari tiap kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk perusahaan dan tingkat kepuasan relative konsumen terhadap produk pesaing.
  • Setingan Capaian (Goal setting) untuk poduk atau jasa yang akan diluncurkan.
  • Perhitungan untuk pengurutan keinginan dan kebutuhan konsumen.

3. Bagian Technical Response
Terdiri dari karakteristik teknis yang mendeskripsikan desain layanan dan aplikasi produk yang dirancang.

4. Bagian Inter-Relationships
Berisi pertimbangan penilaian keterkaitan hubungan antara elemen-elemen karakteristik teknis (bagian C) dengan setiap kebutuhan pelanggan pada bagian A.

5. Bagian Technical Corelations
Terdiri dari penilaian tim perancang terhadap implementasi keterkaitan (korelasi) antar elemen-elemen karakteristik teknis (bagian C). Korelasi ini tergantung kepada direction of goodness dari masing-masing karateristik teknis.

6. Bagian Target Matrix
Berisikan tiga macam jenis data, yaitu:
  • Tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis.
  • Technical benchmarking dari produk yang dibandingkan. Technical benchmark menguraikan informasi pengetahuan mengenai keunggulan technical response pesaing
  • Target kinerja karakteristik teknis dari produk yang dikembangkan

Selasa, 25 Desember 2012

Dimensi Mutu

Posting ini , saya akan menjelaskan secara detail tentang dimensi mutu.

pertama saya akan menjelaskan tentang mutu. Mutu  merupakan kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan persyaratan yang diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud.

Mutu bisa diukur dengan beberapa dimensi sehingga dengan dimensi ini bisa dianalisis apakah suatu produk itu bermutu atau tidak. Ada delapan dimensi mutu, seperti yang dinyatakan oleh Garvin dalam M. N. Nasution(2001) bahwa delapan dimensi mutu sebagai berikut :

1. Performa (Performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama  yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk.

2. Features Pendekatan yang sama dapat diaplikasikan kepada fitur produk, suatu dimensi kedua dari kualitas. Fitur adalah “thebells and whistles” dari produk, karakteristik-karakteristik yang kedua tersebut sebagai penambah/pelengkap dari fungsi dasar produk.

3. Reliability Pendekatan yang sama dapat diaplikasikan kepada fitur produk, suatu dimensi kedua dari kualitas. Fitur adalah “thebells and whistles” dari produk, karakteristik-karakteristik yang kedua tersebut sebagai penambah/pelengkap dari fungsi dasar produk. 

4. Conformance Suatu dimensi kualitas yang berhubungan adalah konforman, atau tingkat kesesuaian terhadap rancangan produk dan karakteristik operasi sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kedua elemen internal dan eksternal dilibatkan. 

5. Durability Durabilitas, sebuah ukuran dari masa pakai produk (produk life), mempunyai kedua dimensi ekonomis dan keteknikan. Secara teknik, durabilitas dapat ditentukan sebagai jumlah dari use one gets dari sutu produk sebelum menurunkan nilainya secara fisik.

6. Serviceability Dimensi keenam dari kualitas adalah serviceablity, atau kecepatan, sopan  santun, dan kompetensi dari reparasi.

7. Estetika (Aesthetics) Dua dimensi terakhir dari kualits adalah lebih subjektif. Kedua Estetika dan perceived quality adalah berhubungan erat terhadap pendekatan berdasarkan-pengguna.  

8. Kualitas yang Dipersepsi (perceived quality) Persepsi tentang kualitas dapat menjadi sebagai subjektif seperti penilaian dari estetika. Sebab konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap tentang suatu atribut produk,